Agama dan Globalisasi

Oleh : IKA PRATIWI

Berbagai pandangan dan pendapat dapat kita diambil dalam diaolog “agama dan globalisasi” yang dihadiri oleh lima tokoh pemuka agama yang berbeda di Indonesia.
Menurut Bhikku Jotidhammo (2009), dalam makalahnya “Tangapan Agama Buddha terhadap Globalisasi”, merupakan proses masuknya sesuatu ke ruang lingkup dunia. Dengan berkembangnya IPTEK berbagai budaya dapat masuk dengan mudah ke tanah air. Hal tersebut dapat menimbulkan persoalan globalisasi budaya bila dalam masyarakat mejemuk terjadi pemaksaan budaya seragam untuk seluruh dunia (homogenisasi), penguasaan (hegemonisasi), dan penetapan standar nilai untuk semua (standarisasi).
Globalisasi akan memberi konsekunsi dalam kehidupan, seperti keterbukaan, kompetisi, prefesionalitas, dan respon pasar kerja. Buddha mengajarkan lima macam keyakinan untuk menghadapinya, meliputi Saddha (keyakinan), Sãla (moral), Bahusacca (pengetahuan luas), viriyarambha (rajin dan semangat), dan pa¤¤a (bijaksana). Keyakinan yang teguh diperlukan karena hidup ditengah masyrakat global membuka kesempatan pertemuaan berbagai keyakinan manusia. Moral digunakan sebagai pedoman untuk menjaga diri dari kehancuran dan membentuk sikap kompetitif. Pengetahuan yang luas akan meningkatkan kualitas daya piker untuk siap menghadapi persaingan global. Rajin dan semangat menjadikan manusia terus menempa diri berkembang lebih baik. Bijaksana agar manusia menjadi lebih terbuka dan siap menghadapi tantangan global.

Menurut Tri Purwanto (2009), dalam makalahnya ”Sanatana Hindu Dharma dan Globalisasi”, menjelaskan kaitannya sanata dharma (pengabdian yang kekal kepada Tuhan Yang Maha Esa). Agama hindu hakekatnya mengajarkan tiga kerangka dasar,yaitu Tattwa mencangkup keyakinan kepada Brahman, Atman, Karma Phala, Punarbhawa, dan Moksha; Susila mengajarkan tentang Tat Twan asi, Tri kaya parisudha, Subha Karma, dan Asubha Karma; Ritual merupakan bentuk ajaran Yadnya ( pengabdian dan persembahan).

Menurut Beliau, globalisasi menyebabkan kemajuan dan kemerosotan. Berkaitan bengan hal tersebut agama hindu mengajarkan Catur Yuga (empat jaman), Satyayuga jaman ini kadar kebaikan manusia paling utama; Trethayuga jaman ini kadar kebaikan 75 % terjadi kisah ramayana; Dwaparayuga jaman ini kadar kebaikan 50% terjadi kisah mahabarata; Kaliyuga ( jaman sekarang) kadar kebaikan manusia 25% terjadi kisah perang pandawa dan kurawa.
Pemikiran hindu dalam perimbangan globalisasi meliputi Yadnya ( pengabdian dan persembahan), pengendalian diri, pemanfaatan iptek, perawatan lingkungan dan kesadaran melaksanakan swadarma.

Globalisasi menurut K.H. Saifudin Zuhri (2009) dalam makalahnya ”Islam dan Globalisasi”, muncul lantaran desak desakan arus perkembangan sejarah kemanusiaan kontemporer dimana batas-batas individu tradisional telah bergeser. Perubahan makna tersebut dim,ungkinkan karena munculnya gelombang kesadaran baru yang dicptakan akal pikiran manusia. Perkembangan iptek terutama teknologi komunikasi dan informasi telah membawa dampak pada perubahan etika umat. Salah satu dampak negatif teknologi telah memunculkan kegelisahan generasi.
Solusi alternatif yang yang diberikan antara lain berperan aktif menyiapkan sumberdaya manusia dan meningkatkan keimanan serta ketakwaan umat, mengambil sikap reserve terhadap ilmu dan teknologi, mencari teknologi alternatif yang tidak berdampak negatif terhadap alam dan kehidupan manusia.

Sedangkan menurut Eka Yuantoro (2009), ”Peran Agama dalam Arus Globalisasi”, orang mengaitkan globalisasi dengan pasar bebas dan permasalah ekonomi. Globalisasi menyebabkan berberapa reaksi ekstrim sehingga menimbulkan dua kelompok yang saling berlawanan, yaitu kelompok skeptis dan fundamentalisme. Hal tersebut mempengaruhi gaya hidup kehidupan umat dan membangun umat yang komsutif. Sikap tegas dalam menghadapi globalisasi agar manusia membangun sikap hidup yang lebih sejahtera dalam kebersamaan hidup.

Toni Tampake (2009), dalam makalahnya ”Agama dan Globalisasi”, globalisasi sebagai sebuah proses sejarah dan sekaligus sebagai proyek ekonomi. Globalisasi tersebut memberikan pengaruh yang bersifat positif seperti tersedianya informasi yang cepat. Sedangkan pengaruh negatif seperti persaingan sosial dan bisnis. Globalisasi dilihat melalui pemaknaan antara lain globalisasi sebagai internasionalisasi, liberalisasi, universalisasi, westernisasi, dan deteritorialisasi. Globalisasi juga menimbulkan masalah antara lain masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial, masalah konsumerisme dan materialisme, masalah militerisme dan terorisme, masalah pluralisme dan eksklusifisme dan masalah kerusakan alam. Menyikapi massalah global, komunitas agama dunia mendeklarasikan beberapa hal yaitu kesadaran akan saling ketergantungan dengan sesama dan lingkungannya, komitmen untuk menghargai kehidupan dan martabat, individualitas dan keragaman.


0 Responses